TMPLHK Indonesia: Ini Pada Umumnya Proses Yang Diterapkan pada Pengolahan Kolam Limbah Cair Di PKS



Patrolihukum86.com, Jambi - Hamdi Zakaria, A.Md Ketua TMPLHK Indonesia, kali ini ingin menjelaskan, Proses pengolahan limbah cair pabrik kelapa sawit (PKS) dilakukan melalui serangkaian kolam pengendapan dan stabilisasi, yang biasanya dalam 10 hingga 12 tahapan kolam atau lebih, yang sering dijumpai.


 Proses ini mengandalkan degradasi biologis dan bertujuan untuk menurunkan kadar pencemar hingga aman untuk dibuang ke lingkungan, ungkap Hamdi Zakaria.


 Tahapan pengolahan limbah cair PKS Berikut adalah proses pengolahan limbah PKS yang umum digunakan dan sering dijumpai di beberapa PKS Jambi, ungkap Hamdi Zakaria.


 1. Kolam Penampung (Kolam 1)Limbah cair panas dari pabrik, yang disebut Palm Oil Mill Effluent (POME), pertama kali dikumpulkan di kolam ini. Di sini, limbah didinginkan secara alami untuk mempersiapkannya menuju proses biologis, kata Hamdi.


2. Kolam Pengasaman (Kolam 2–3)Di kolam-kolam ini, bakteri anaerobik (tanpa oksigen) mengubah senyawa kompleks di dalam limbah menjadi asam lemak volatil (VFA). Proses ini menurunkan pH limbah secara alami, yang merupakan langkah awal degradasi organik, ungkap Hamdi Lagi.


3. Kolam Anaerobik (Kolam 4–8)Kolam anaerobik adalah inti dari proses pengolahan biologis. Bakteri anaerobik lanjutan bekerja untuk menguraikan VFA menjadi gas metana (\(CH_{4}\)) dan karbon dioksida (\(CO_{2}\)). Metana yang dihasilkan dapat ditangkap untuk digunakan sebagai sumber energi (biogas). Proses ini signifikan dalam mengurangi beban polusi seperti BOD dan COD, terang Hamdi Zakaria.


4. Kolam Fakultatif (Kolam 9)Di kolam ini, limbah yang telah diolah sebagian akan mengalami proses yang melibatkan bakteri baik dalam kondisi aerobik (dengan oksigen) maupun anaerobik. Kolam ini berfungsi sebagai zona transisi sebelum memasuki kolam aerobik, ungkapnya.


5. Kolam Aerobik (Kolam 10–11)Udara disuplai ke dalam kolam-kolam ini menggunakan aerator untuk memicu pertumbuhan bakteri aerobik. Bakteri ini akan mengoksidasi sisa-sisa senyawa organik, yang membantu mengurangi kadar BOD dan COD secara drastis hingga memenuhi baku mutu yang diizinkan, penjelasan Hamdi.


6. Kolam Klarifikasi/Kolam Akhir (Kolam 12)Kolam terakhir ini berfungsi sebagai kolam pengendapan untuk memisahkan lumpur (endapan) dari air yang sudah bersih. Setelah proses pengendapan ini, air yang telah memenuhi baku mutu dapat dibuang ke perairan umum atau dimanfaatkan untuk aplikasi lain seperti land application, ungkap Hamdi Zakaria. 


Peralatan yang tampak digunakan adalah peralatan yang umum ditemukan di kolam-kolam limbah PKS, seperti kata Hamdi.


1. Pompa, Fungsi Memindahkan limbah cair dari satu kolam ke kolam lainnya di sepanjang sistem pengolahan. Penerapan, Digunakan di kolam 1 hingga kolam terakhir, untuk memastikan aliran yang kontinu, ungkap Hamdi Zakaria.


2. Aerator, Fungsi Menyediakan pasokan oksigen yang cukup ke kolam aerobik untuk mendukung pertumbuhan bakteri aerobik.Penerapan, Terutama digunakan di kolam aerobik (kolam 10–11). Ada beberapa jenis aerator yang digunakan, seperti surface jet aerator atau aerator apung, kata Hamdi. 


3. Kolam Penstabilan (Stabilization Ponds)

Fungsinya, Berperan sebagai wadah utama tempat berlangsungnya degradasi biologis limbah. Kolam-kolam ini dirancang dengan dimensi khusus (kedalaman dan luas) agar proses pengolahan berjalan efektif.

Penerapan nya, Merupakan bagian utama dari instalasi pengolahan limbah, ungkapnya lagi.


4. Geomembrane Liner

Fungsi nya Pelapis kolam untuk mencegah kebocoran limbah yang dapat mencemari air tanah.

Penerapan nya, Digunakan pada kolam-kolam penampung dan pengolahan. 


5. Rock Filters

Fungsinya, Dapat digunakan sebagai unit tambahan atau polishing unit pada kolam akhir untuk menyaring limbah lebih lanjut sebelum dibuang.

Penerapannya, Biasanya dipasang di kolam terakhir untuk memastikan kualitas air hasil olahan maksimal, ungkap Hamdi Zakaria.


6. Flow Meter dan Indikator Level

Fungsinya, Mengukur debit aliran dan level limbah di setiap kolam.

Penerapan nya, Digunakan untuk memantau dan mengendalikan proses pengolahan agar tetap efisien. 


7. Sistem Penangkapan Biogas

Fungsinya, Jika pabrik menerapkan pemanfaatan biogas, sistem ini akan menangkap gas metana yang dihasilkan di kolam anaerobik.

Penerapan nya, Berada di atas kolam anaerobik (kolam 4–8) untuk menampung gas yang terbentuk, tutup Hamdi Zakaria, Ketua TMPLHK Indonesia ini.


Redaksi

Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama